Connect us :

Phone : (024) 355-2555

Dari Peneliti Pemula hingga Pakar: Universitas AKI Pandu Dosen Menuju Hibah Impian

Suasana hangat terasa di Ruang Meeting Lantai 5 Universitas AKI Semarang pada Kamis, 18 Desember 2025. Para dosen dari berbagai fakultas berkumpul mengikuti Workshop dan Klinik Proposal Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Kegiatan yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB ini merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan civitas akademika menghadapi kompetisi hibah penelitian Kemendikbudristek untuk Tahun Anggaran 2026.

Ana Wahyuni, S.Si., M.Kom., selaku Kepala LPPM Universitas AKI, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi atas antusiasme para dosen yang hadir. “Kehadiran Bapak dan Ibu hari ini menunjukkan komitmen kuat kita bersama untuk terus mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas. Mari kita manfaatkan kesempatan emas ini untuk belajar dari para ahli yang telah berpengalaman,” ujarnya dengan penuh semangat.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman, yaitu Prof. Dr. Emiliana Sri Pujiarti, S.E., M.Si. dan Prof. Dr. Honorata Ratnawati, S.E., M.M. Keduanya berbagi pengalaman dan strategi jitu untuk memenangkan kompetisi hibah penelitian yang semakin ketat. Prof. Emiliana dalam materinya menekankan bahwa penelitian bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan kontribusi nyata untuk kemajuan bangsa. “Penelitian yang kita lakukan hari ini akan menjadi fondasi kemajuan Indonesia di masa depan. Pemerintah telah menyusun Rencana Induk Riset Nasional 2017-2045, dan kita adalah bagian penting dari visi besar tersebut,” jelasnya dengan penuh keyakinan.

Workshop ini memberikan pencerahan mendalam tentang 5 prioritas Asta Cita yang menjadi fokus Ditjen Risbang Kemdiktisaintek. Mulai dari pencapaian swasembada pangan, energi, dan air, penguatan pendidikan dan teknologi, pelestarian lingkungan hidup, hilirisasi industri berbasis sumber daya alam dan maritim, hingga pelestarian seni budaya dan ekonomi kreatif. Para dosen tampak antusias mencatat setiap detail yang disampaikan, menyadari bahwa ini adalah peluang emas untuk menyelaraskan penelitian mereka dengan prioritas nasional.

Salah satu materi yang paling menarik perhatian adalah penjelasan tentang skema penelitian berdasarkan Technology Readiness Level (TKT). Prof. Emiliana dengan sabar menjelaskan berbagai pilihan mulai dari Penelitian Dosen Pemula (PDP), Penelitian Pascasarjana, hingga Penelitian Fundamental. “Jangan merasa kecil hati jika baru memulai. Setiap peneliti besar pun memulai dari langkah pertama. Yang penting adalah konsistensi dan komitmen untuk terus berkembang,” pesannya kepada para dosen muda yang hadir.

Bagian yang tak kalah penting adalah pembahasan tentang peta jalan penelitian. Prof. Emiliana mengilustrasikan enam model roadmap penelitian dengan analogi yang mudah dipahami. “Roadmap penelitian itu seperti GPS dalam perjalanan. Tanpa arah yang jelas, kita akan tersesat di tengah jalan. Dengan roadmap yang baik, setiap langkah penelitian kita akan terarah dan bermakna,” ujarnya sambil menunjukkan diagram fish bone yang menggambarkan alur penelitian dari dasar hingga pengembangan produk.

Prof. Honorata dalam sesinya lebih fokus pada aspek praktis penyusunan proposal. Beliau berbagi tips-tips jitu berdasarkan pengalaman bertahun-tahun sebagai reviewer proposal hibah. “Saya sering melihat proposal yang secara substansi bagus, tetapi gagal karena tidak memperhatikan detail-detail kecil seperti kesesuaian anggaran atau timeline yang tidak realistis. Ingatlah, proposal yang baik adalah proposal yang tidak hanya inovatif tetapi juga dapat dilaksanakan,” pesannya dengan bijak.

Kedua narasumber juga menekankan pentingnya membangun track record yang solid. “Track record bukan dibangun dalam semalam. Mulailah dari penelitian dengan dana kecil, publikasikan hasilnya di jurnal yang baik, dan terus tingkatkan kualitas. Percayalah, setiap publikasi, setiap HKI yang kalian dapatkan, akan menjadi investasi berharga untuk masa depan,” motivasi Prof. Emiliana kepada para peserta.

Sesi tanya jawab berlangsung sangat interaktif. Para dosen tidak segan bertanya tentang berbagai kendala yang mereka hadapi, mulai dari kesulitan mencari mitra penelitian hingga strategi publikasi di jurnal internasional. Prof. Honorata dengan sabar menjawab setiap pertanyaan, bahkan memberikan contoh konkret dari pengalamannya sendiri. “Jangan takut untuk bermitra dengan industri atau lembaga lain. Kolaborasi yang baik justru akan memperkuat proposal kalian dan memberikan dampak yang lebih luas,” sarannya.

Menjelang akhir acara, kedua narasumber memberikan pesan khusus untuk para dosen Universitas AKI. Prof. Emiliana dengan penuh semangat berkata, “Saya melihat potensi besar di antara Bapak dan Ibu semua. Universitas AKI memiliki keunggulan tersendiri dengan lokasi strategis di Semarang dan dukungan institusi yang kuat. Manfaatkanlah semua ini untuk menghasilkan penelitian yang tidak hanya berkualitas tinggi tetapi juga memberikan solusi nyata bagi masyarakat. Jangan pernah meremehkan kemampuan diri sendiri, karena setiap ide brilian berawal dari keberanian untuk memulai.”

Prof. Honorata menambahkan dengan nada yang hangat, “Ingatlah bahwa penelitian adalah marathon, bukan sprint. Bangunlah jejaring yang kuat dengan sesama peneliti, baik di dalam maupun luar negeri. Jangan ragu untuk meminta bantuan atau berbagi pengalaman. Komunitas peneliti Indonesia sangat solid dan selalu siap membantu. Yang terpenting, tetaplah konsisten dan jangan mudah menyerah ketika menghadapi penolakan. Setiap penolakan adalah pembelajaran berharga untuk proposal yang lebih baik di masa depan.”

Sebagai penutup, Ana Wahyuni menyampaikan komitmen LPPM untuk terus mendampingi para dosen dalam perjalanan penelitian mereka. “Workshop ini bukan akhir, tetapi awal dari perjalanan panjang kita bersama. LPPM akan terus memberikan dukungan teknis dan administratif untuk memastikan setiap proposal yang diajukan memiliki kualitas terbaik. Mari kita wujudkan mimpi besar Universitas AKI menjadi pusat penelitian yang diakui secara nasional dan internasional,” tutupnya dengan penuh optimisme.

Para peserta meninggalkan ruangan dengan semangat baru dan bekal pengetahuan yang berharga. Dengan deadline pengajuan proposal pada 31 Desember 2026, mereka kini memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan proposal terbaik mereka. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga membangun semangat kebersamaan dan kolaborasi di antara civitas akademika Universitas AKI dalam menghadapi tantangan penelitian di masa depan.

Comments are closed.
error: Content is protected !!!