Connect us :

Phone : (024) 355-2555

IAI Goes to Campus: Mempersiapkan Generasi Akuntan Digital di Universitas AKI Semarang

Semarang, 21 November 2025 – Dalam upaya mempersiapkan generasi akuntan masa depan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan era digital, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah Jawa Tengah menyelenggarakan program “Goes to Campus” di Universitas AKI Semarang pada hari Kamis, 21 November 2025. Kegiatan yang berlangsung di Hall Universitas AKI ini merupakan bagian dari rangkaian program IAI untuk menjangkau generasi muda, khususnya mahasiswa akuntansi, dalam menghadapi transformasi besar profesi akuntan di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi. Acara yang dimulai sejak pukul 08.30 WIB ini dihadiri oleh lebih dari 200 mahasiswa yang berasal dari tiga program studi, yaitu Akuntansi, Perpajakan, dan Manajemen, menunjukkan antusiasme tinggi dari kalangan akademisi terhadap pengembangan kompetensi profesional di bidang akuntansi dan keuangan.

Pagi itu, suasana di Hall Universitas AKI Semarang terasa begitu semarak. Para mahasiswa mulai berdatangan sejak pukul 08.30 WIB untuk melakukan registrasi peserta yang dikelola dengan rapi oleh panitia. Meja registrasi dipenuhi oleh mahasiswa yang antusias mengambil name tag dan materi acara yang telah disiapkan. Suasana hangat dan penuh semangat terasa di setiap sudut ruangan, mencerminkan keingintahuan besar para calon akuntan muda ini terhadap perkembangan profesi yang akan mereka geluti. Tepat pukul 09.00 WIB, acara resmi dimulai dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC) yang dengan penuh semangat menyampaikan materi acara dan memperkenalkan rangkaian kegiatan yang akan berlangsung. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan momen khidmat menyanyikan tiga lagu mars yang memiliki makna penting bagi institusi dan profesi. Dimulai dengan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan dengan penuh penghayatan, dilanjutkan dengan Mars Unaki yang merupakan lagu kebanggaan Universitas AKI Semarang, dan ditutup dengan Mars IAI yang menjadi simbol persatuan para akuntan Indonesia. Suara nyanyian yang kompak dari lebih dari 200 mahasiswa memenuhi ruangan, menandakan tekad mereka untuk menjadi bagian dari profesi akuntan yang mulia dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Setelah momen penuh makna tersebut, acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh MC, memohon kelancaran dan keberkahan untuk seluruh rangkaian kegiatan.

Tepat pukul 09.20 WIB, Dr. Suhaji, S.E., M.M., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas AKI Semarang, naik ke podium untuk memberikan sambutan resmi. Dalam sambutannya yang berlangsung selama lima menit, beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada IAI Wilayah Jawa Tengah yang telah memilih Universitas AKI Semarang sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan program “Goes to Campus”. Dekan Suhaji menekankan bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dengan organisasi profesi seperti IAI merupakan sebuah keniscayaan dalam mempersiapkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga siap terjun ke dunia kerja dengan pemahaman yang komprehensif tentang dinamika profesi. Beliau juga menyoroti pentingnya adaptasi terhadap perubahan teknologi yang begitu cepat, di mana profesi akuntan tidak lagi hanya berkutat pada pencatatan dan pelaporan keuangan manual, tetapi telah bertransformasi menjadi profesi yang memanfaatkan artificial intelligence, big data analytics, dan berbagai tools digital lainnya. “Mahasiswa kita harus siap menjadi akuntan yang tidak hanya menguasai standar akuntansi, tetapi juga paham teknologi, memiliki kemampuan analitis yang tajam, dan dapat memberikan nilai tambah strategis bagi organisasi,” tegas Dekan Suhaji.

Setelah sambutan dari Dekan FEB, acara memasuki sesi inti yang paling ditunggu-tunggu, yaitu pemaparan materi dari para narasumber yang merupakan praktisi dan akademisi terkemuka di bidang akuntansi. Sesi pertama dimulai pukul 09.25 WIB dengan tema “Pengenalan Akuntan” yang dibawakan oleh Ibu Lilik Sugiarti Oskandar, S.E., M.Ak., Ak., CA., CRA., ASEAN CPA., CGAA. Dengan deretan gelar dan sertifikasi profesional yang mengesankan, beliau merupakan sosok yang sangat tepat untuk memberikan gambaran komprehensif tentang profesi akuntan. Dalam pemaparannya yang berlangsung selama 35 menit, Ibu Lilik membuka wawasan para mahasiswa tentang luasnya cakupan profesi akuntan yang tidak hanya terbatas pada pekerjaan di kantor akuntan publik atau sebagai akuntan internal perusahaan. Beliau menjelaskan dengan detail tentang berbagai jalur karier yang dapat ditempuh oleh lulusan akuntansi, mulai dari auditor eksternal dan internal, konsultan pajak, analis keuangan, akuntan manajemen, akuntan forensik, hingga posisi-posisi strategis seperti Chief Financial Officer (CFO) atau bahkan Chief Executive Officer (CEO) di berbagai perusahaan multinasional.

Ibu Lilik juga mengupas tuntas tentang pentingnya sertifikasi profesional dalam mengembangkan karier di bidang akuntansi. Beliau menjelaskan perbedaan dan keunggulan dari berbagai sertifikasi seperti Chartered Accountant (CA), Certified Public Accountant (CPA), Certified Risk Accountant (CRA), ASEAN CPA, dan Certified Government Accountant (CGAA) yang beliau miliki. “Investasi terbesar yang bisa kalian lakukan adalah investasi pada diri sendiri melalui pendidikan dan sertifikasi profesional. Ini bukan hanya soal menambah gelar di belakang nama, tetapi tentang membuktikan kompetensi dan komitmen kalian terhadap profesi,” ujar Ibu Lilik dengan penuh semangat. Yang menarik dari pemaparan Ibu Lilik adalah penjelasan detail tentang transformasi peran akuntan di era digital. Beliau menjelaskan bahwa dengan semakin banyaknya proses akuntansi yang terotomasi melalui software dan artificial intelligence, peran akuntan bergeser dari yang sebelumnya bersifat transaksional menjadi lebih strategis dan advisory. “Dulu, akuntan menghabiskan sebagian besar waktu untuk input data dan membuat laporan keuangan. Sekarang, dengan adanya sistem ERP dan automation, pekerjaan-pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dalam hitungan menit. Peran akuntan modern adalah menganalisis data tersebut, memberikan insight untuk pengambilan keputusan bisnis, mengidentifikasi risiko, dan memberikan rekomendasi strategis kepada manajemen,” jelas Ibu Lilik.

Setelah sesi dengan Ibu Lilik yang sangat inspiratif, acara dilanjutkan dengan pemaparan dari Bapak Aldion Soeprijono, S.E., S.Pd., SH., M.Ak., Ak., CA., CGAA., BKP. pada pukul 10.00 WIB. Dengan latar belakang pendidikan yang unik – kombinasi antara ekonomi, pendidikan, dan hukum – serta pengalaman panjang sebagai praktisi perpajakan yang telah tersertifikasi sebagai Brevet Konsultan Pajak (BKP), Bapak Aldion membawakan materi tentang “Pengalaman Praktisi Perpajakan” yang sangat menarik dan penuh dengan contoh kasus nyata. Dalam 30 menit pemaparannya, beliau tidak hanya menjelaskan teori perpajakan, tetapi lebih fokus pada pengalaman praktis dalam menangani berbagai kasus perpajakan yang kompleks. Dengan gaya penyampaian yang interaktif dan diselingi humor, Bapak Aldion berhasil membuat topik perpajakan yang sering dianggap rumit dan membosankan menjadi menarik dan mudah dipahami. Beliau berbagi pengalaman tentang tantangan-tantangan yang dihadapi sebagai konsultan pajak, mulai dari menghadapi pemeriksaan pajak, menangani sengketa pajak, hingga memberikan advisory kepada klien tentang tax planning yang efisien namun tetap compliant dengan peraturan yang berlaku. “Menjadi konsultan pajak itu seperti menjadi dokter, kita harus bisa mendiagnosa masalah klien dengan tepat, memberikan solusi yang efektif, dan yang paling penting adalah menjaga kepercayaan klien dengan selalu berpegang pada etika profesi,” ujar Bapak Aldion.

Salah satu highlight dari pemaparan Bapak Aldion adalah penjelasan tentang peluang karier di bidang perpajakan yang sangat luas dan menjanjikan. Beliau menjelaskan bahwa dengan semakin kompleksnya regulasi perpajakan dan meningkatnya kesadaran perusahaan akan pentingnya tax compliance, kebutuhan akan tenaga profesional di bidang perpajakan terus meningkat. Yang tidak kalah menarik adalah ketika Bapak Aldion membahas tentang etika profesi dalam praktik perpajakan. Beliau menceritakan beberapa kasus di mana konsultan pajak menghadapi dilema etis, misalnya ketika klien meminta untuk melakukan aggressive tax planning yang berada di grey area antara legal dan ilegal. “Sebagai profesional, kita harus punya prinsip yang kuat. Reputasi yang dibangun bertahun-tahun bisa hancur dalam sekejap jika kita melanggar etika profesi. Uang memang penting, tapi integritas jauh lebih berharga,” tegas Bapak Aldion.

Setelah dua sesi pemaparan materi yang sangat kaya dan inspiratif, acara memasuki sesi yang paling interaktif, yaitu sesi tanya jawab yang berlangsung dari pukul 10.30 hingga 11.00 WIB. Antusiasme peserta terlihat sangat jelas ketika MC membuka kesempatan untuk bertanya. Puluhan tangan langsung terangkat, menunjukkan tingginya minat mahasiswa untuk menggali lebih dalam informasi dari para narasumber. Pertanyaan pertama datang dari seorang mahasiswi semester 5 Program Studi Akuntansi yang menanyakan tentang strategi paling efektif untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian sertifikasi CA (Chartered Accountant) sambil masih kuliah. Ibu Lilik dengan sabar menjelaskan bahwa persiapan untuk ujian CA memang membutuhkan komitmen yang tinggi, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan sambil kuliah. “Kuncinya adalah konsistensi dan manajemen waktu yang baik. Luangkan waktu minimal 2-3 jam setiap hari untuk belajar, ikuti try out secara rutin, dan jangan ragu untuk bergabung dengan study group,” saran Ibu Lilik.

Pertanyaan kedua datang dari mahasiswa Program Studi Perpajakan yang menanyakan tentang prospek karier konsultan pajak di era digitalisasi. Bapak Aldion menjawab dengan tegas bahwa profesi konsultan pajak tidak akan tergantikan oleh teknologi, justru perannya akan semakin strategis. “Teknologi memang akan mengotomasi pekerjaan-pekerjaan administratif seperti input data dan perhitungan pajak. Tapi untuk interpretasi peraturan, tax planning, dan advisory kepada klien, tetap membutuhkan human judgment dan expertise yang tidak bisa digantikan oleh mesin,” jelas Bapak Aldion. Pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan berkisar seputar tips sukses dalam karier akuntansi, work-life balance dalam profesi yang demanding, peluang bekerja di luar negeri dengan sertifikasi ASEAN CPA, hingga pertanyaan teknis tentang penanganan kasus perpajakan tertentu. Kedua narasumber dengan sabar dan detail menjawab setiap pertanyaan, bahkan sering kali memberikan jawaban yang lebih luas dari yang ditanyakan, menunjukkan keinginan mereka untuk benar-benar berbagi ilmu dan pengalaman kepada generasi muda.

Setelah sesi tanya jawab yang sangat produktif, acara memasuki penghujung dengan sesi penutupan yang dimulai tepat pukul 11.00 WIB. MC kembali naik ke podium untuk memberikan kesimpulan dari seluruh rangkaian acara dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara ini. Sebelum acara resmi ditutup, MC memberikan kesempatan kepada Ketua Panitia, Tiara Dhiyaa Faradilla dari Program Studi Akuntansi, untuk menyampaikan kesan dan pesan. Dengan penuh antusiasme dan rasa syukur, Tiara naik ke podium dan menyampaikan testimoninya. “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama, saya ingin mengucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga acara IAI Goes to Campus hari ini dapat terlaksana dengan lancar, sukses, dan mendapat respons yang sangat positif dari seluruh peserta,” ujar Tiara membuka testimoninya.

Tiara melanjutkan dengan menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada IAI Wilayah Jawa Tengah yang telah memberikan kesempatan luar biasa kepada mahasiswa Universitas AKI Semarang untuk mendapatkan pencerahan langsung dari para praktisi dan akademisi terkemuka di bidang akuntansi dan perpajakan. “Kami sangat menyadari bahwa kesempatan seperti ini sangat berharga dan tidak semua kampus mendapatkannya. Oleh karena itu, kami benar-benar mensyukuri dan berusaha memaksimalkan setiap momen dalam acara ini,” tambah Tiara dengan penuh penghayatan. Beliau juga menyampaikan kesan mendalam tentang materi yang disampaikan oleh kedua narasumber. “Materi yang disampaikan oleh Ibu Lilik dan Bapak Aldion sangat luar biasa, sangat aplikatif, dan sangat relevan dengan perkembangan zaman. Kami mendapatkan insight yang tidak pernah kami dapatkan di kelas, terutama tentang realitas dunia kerja, tantangan yang akan kami hadapi, dan strategi untuk sukses di era digital ini. Saya yakin semua peserta hari ini pulang dengan membawa bekal pengetahuan dan motivasi yang sangat berharga,” tambahnya.

Dalam testimoninya, Tiara juga menyoroti pentingnya kegiatan seperti ini dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. “Sebagai mahasiswa akuntansi yang akan segera memasuki dunia kerja, kami menyadari bahwa pengetahuan akademis saja tidak cukup. Kami perlu memahami dinamika profesi, mengetahui skill apa saja yang dibutuhkan industri, dan mempersiapkan diri dengan sertifikasi profesional yang relevan. Acara hari ini telah membuka mata kami tentang semua hal tersebut,” jelas Tiara dengan penuh kesadaran. Tiara juga menyampaikan harapan dan komitmen untuk masa depan. “Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkala, tidak hanya untuk mahasiswa akuntansi tetapi juga untuk program studi lain di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Mari kita jadikan acara hari ini sebagai turning point dalam perjalanan kita menjadi akuntan profesional. Mulai dari sekarang, mari kita lebih serius dalam belajar, lebih aktif mencari informasi tentang perkembangan profesi, dan lebih fokus dalam mempersiapkan diri dengan berbagai sertifikasi profesional,” ajak Tiara kepada seluruh peserta.

Sebelum menutup testimoninya, Tiara sekali lagi menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini. “Terima kasih kepada Bapak Dekan FEB yang telah memberikan dukungan penuh. Terima kasih kepada seluruh dosen yang telah memotivasi mahasiswa untuk hadir. Terima kasih kepada seluruh tim panitia yang telah bekerja dengan luar biasa. Dan yang paling penting, terima kasih kepada IAI Jawa Tengah, Ibu Lilik, dan Bapak Aldion yang telah berbagi ilmu dan pengalaman yang sangat berharga. Semoga apa yang telah diberikan hari ini menjadi amal jariyah dan keberkahan untuk kita semua,” tutup Tiara dengan penuh ketulusan. Testimoni yang disampaikan dengan penuh emosi dan ketulusan ini mendapat sambutan meriah dari seluruh peserta yang memberikan tepuk tangan yang sangat panjang, menandakan apresiasi mereka terhadap kerja keras panitia dan kesuksesan acara ini.

Acara resmi ditutup tepat pukul 11.10 WIB dengan penuh kesan mendalam bagi seluruh peserta. Meskipun acara sudah resmi berakhir, banyak mahasiswa yang masih bertahan untuk berfoto bersama dengan para narasumber dan meminta kontak untuk konsultasi lebih lanjut. Program “Goes to Campus” yang diselenggarakan oleh IAI Jawa Tengah ini membuktikan komitmen organisasi profesi dalam membina dan mengembangkan generasi akuntan masa depan Indonesia yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga siap menghadapi tantangan era digital dengan penuh percaya diri dan integritas. Kegiatan ini juga menunjukkan pentingnya sinergi antara institusi pendidikan tinggi dengan organisasi profesi dalam mempersiapkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan zaman. Lebih dari sekadar acara seminar biasa, “IAI Goes to Campus” telah menjadi jembatan yang menghubungkan dunia akademis dengan praktik profesional, memberikan mahasiswa gambaran nyata tentang apa yang akan mereka hadapi setelah lulus, dan membekali mereka dengan pengetahuan serta motivasi untuk terus berkembang menjadi akuntan profesional yang berkualitas, berintegritas, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan profesi akuntansi Indonesia.

Comments are closed.
error: Content is protected !!!